Ekonomi Internasional
Ilmu Ekonomi Internasional adalah cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari segala sesuatu mengenai hubungan ekonomi antar-negara
dan keterkaitan ilmu ekonomi mikro (penentuan harga/alokasi sumber) dengan ilmu
ekonomi makro (pendapatan nasional/GNP, perkapita/GDP dan sumber daya agregat).
Bentuk hubungan ekonomi internasional, baik
pertukaran maupun utang/piutang, menggambarkan kedudukan ekonomi suatu negara
dalam hubungannya dengan negara lain. Beda hubungan ekonomi antar-negara dengan
antar-daerah dalam satu negara :
perbedaan dalam mata uang
beda peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah
derajat mobilitas sumber daya
perbedaan lain : hukum, budaya, adat-istiadat,
politik, selera.
Jarang sekali ada negara yang ekonominya benar-benar
tertutup, oleh karena itu perlu dipelajari ekonomi internasional. Setiap ada
perubahan permintaan atau penawaran agregat di pasar dunia, termasuk harga,
maka pengaruhnya dirasakan dalam bentuk perubahan ekspor/impor dan secara tidak
langsung juga pada produksi dan harga di dalam negeri.
Renaissance = keinginan untuk mengeksplorasi dunia
lain. Kelompok merkantilisme sering dibedakan menjadi 2 :
kelompok Bullionist, lebih tegas dalam mengaitkan
tingkat kemakmuran negara dengan peningkatan stok logam mulia, mendorong
kebijakan ekonomi yang menghasilkan surplus ekspor, logam mulia berfungsi
sebagai uang, tokoh utama : Gerald Malynes
kelompok Merkantilis murni, mengaburkan perbedaan
uang dan modal (uang dianggap modal), masalah suku bunga : menentang adanya
riba, suku bunga rendah mendorong kegiatan ekonomi. Harga terus meningkat, uang
beredar perlu meningkat. Maka, uang sangat penting. Jalan memperbanyak uang
dengan perdagangan internasional.
Tokoh-tokoh merkantilis murni antara lain :
Josiah Child : perdagangan internasional
menghasilkan kemakmuran, menambah kekuasaan. Melalui perdagangan dan agama,
ekspor didorong, impor dibatasi. Ekspor logam mulia dilarang. Barang-barang
ekspor diberi subsidi supaya dapat dijual murah, meningkatkan kurs asing,
menjatuhkan mata uang sendiri. Ekspor bahan mentah dilarang agar harganya di
dalam negeri tetap rendah. Barang modal dan tenaga teknisi dilarang diekspor.
Upah dipertahankan pada tingkat serendahnya, agar harga-harga di dalam negeri
tetap.
James Stenard : golongan rakyat terendah dalam
negara pedagang harus ditekan sampai pemenuhan kebutuhan fisik saja. Usahakan
memperoleh monopoli perdagangan dan daerah jajahan.
Thomas Mun/Louis XIV (PM Perancis) : dikenal dengan
sebutan Colbertisme, menitikberatkan pada perkembangan industri dalam negeri
daripada perdagangan internasional.
Von Hornigh/Beker : memperkenalkan Cameralisme,
upaya pegawai keuangan memupuk logam mulia untuk kepentingan kerajaan melalui
kebijakan fiskal.
Kesatuan pandangan kelompok Bullionist dan
Merkantilis murni : pemerintah harus mengatur perdagangan luar negeri secara
ketat demi pembinaan negara nasional yang kuat. Timbulnya negara nasional yang
kuat ini merupakan awal dari Kapitalisme.
Places to See
TEORI KLASIK
Akhir abad 18 : mulai hilangnya campur tangan
Pemerintah atas perdagangan luar negeri.
Richard Cantilon : keluar/masuk logam mulia di suatu
negara erat hubungannya dengan tingkat harga barang/jasa di negara itu, dan
berpengaruh pada neraca perdagangan.
David Hume : usaha untuk menumpuk logam mulia dengan
ekspor sia-sia karena hanya akan menyebabkan kenaikan impor. Penumpukan logam
mulia oleh perorangan menghambat kegiatan ekonomi (idle money).
John Locke (teori kuantitas uang) : surplus ekspor
akan menaikkan harga-harga di dalam negeri dan menambah jumlah uang beredar.
Price-Specie flow mechanism (mekanisme penyesuaian neraca perdagangan) : harga
barang/jasa di dalam negeri naik maka konsumen mencari harga lebih murah di
negara lain dan meningkatkan impor. Specie = logam mulia.
Adam Smith : perdagangan internasional harusnya
didasari azas saling menguntungkan. Ekspor adalah barang berlebih atau barang
unggulan saja agar tidak terjadi perang harga. Perdagangan antar-negara yang
bebas dan tidak terhalang berbagai peraturan pemerin-tah akan memberi hasil
maksimal, karena masing-masing negara akan melakukan spesialisasi dalam
produksi yang paling cocok/menguntungkan. Kritik Smith atas Merkantilisme :
definisi kemakmuran, bukan banyaknya logam mulia,
tetapi banyaknya barang-barang yang dimiliki. Mengembangkan stok produk negara
melalui perdagangan, bukan perdagangan, karena semata-mata untuk menumpuk logam
mulia melalui surplus ekspor
doktrin negara nasional yang kuat, sebatas terhadap
militer dari luar, tata hukum dan keadilan dalam negeri, atau melaksanakan
pekerjaan umum. Usaha lain harus diserahkan kepada swasta.
Sumbangan positif Smith :
spesialisasi internasional dalam produksi
dengan Natural Advantage (sumber alam) dan Acquirred Advantage
(kemampuan/keterampilan/produk yang belum diproduksi negara lain) dilakukan
terus sampai menghasilkan Absolute Advantage (negara mampu memproduksi
barang/jasa dengan jam/hari kerja lebih sedikit dibandingkan jika dibuat oleh
negara lain)
Vent for surplus theory (teori pelemparan surplus)
kelebihan produksi suatu negara ditukar dengan kelebihan produksi negara lain
mencegah pemborosan.
Ricardo : teori biaya komparatif : manfaat
bersama diperoleh bila masing-masing negara mengekspor barang-barang yang
memiliki keuntungan komparatif
A. Pengertian Ekonomi International
Ekonomi
internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan
antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun
pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat, misalnya, sangat
bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir
setengah dari makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya,
negara-negara berkembang sangat membutukan teknologi yang dikembangkan dan
dihasilkan oleh negara-negara industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan
internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip keunggulan komparatif.
Ekonomi
Internasional Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis
tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import)
yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi
(Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Ekonomi
International meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar
Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu
dengan Negara yang lain
Ilmu
Ekonomi Internasional merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan
ekonomi antara satu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi
sumberdaya baik antara dua negara tersebut maupun antar beberapa negara.
Hubungan dalam perekonomian internasional dapat berupa perdagangan, investasi,
pinjaman, serta bantuan kerjasama internasional.
Berdasarkan
pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi
sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Masalah alokasi
dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain.
Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi,
pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional.
Ekonomi
internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro misalnya
menyangkut masalah jual beli secara internasional yang saling disebut dengan
ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan
pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakan salah satu
topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu
dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja masalah
ini merupakan topik makro.
B. Ruang Lingkup Ekonomi International
Pengaruh
perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat
kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang
dan jasa yang diinginkan masyarakat di dalam negeri. Sebaliknya, impor akan
menurunkan permintaan masyarakat di dalam negeri. Permintaan masyarakat akan
memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan
tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor.
Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan
kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat
ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai
rupiah turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia
relatif akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat.
Sebaliknya, harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor
akan akan cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang
sendiri akan cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya.
Jadi, kegiatan serta kejadian internasional akan memengaruhi ekonomi dalam
negeri, melalui pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya
permintaan masyarakat.
Pengaruh
ini terasa pada ekonomi dalam negeri. Bank-bank serta perusahaan-perusahaan
besar dan perorangan dapat meminjamkan uangnya di dalam negeri maupun luar
negeri, tergantung mana yang lebih menguntungkan. Keuntungan ini tergantung
dari tingginya tingkat bunga yang ditawarkan oleh masing-masing negara. Bila di
AS lebih tinggi tingkat bunganya, misalnya, maka dana akan mengalir banyak ke
AS, begitu pula sebaliknya. Tetapi, mengalirnya banyak dana ke AS akan
mengakibatkan penawaran kredit menjadi meningkat, dan hal ini akan menurunkan
kembali tingkat bunga disana. Demikian seterusnya sehingga dicapai suau tingkat
bunga yang dapat mempertahankan keseimbangan.
C. Timbulnya Kegiatan Ekonomi antar Daerah atau
antar Bangsa
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kegiatan ekonomi antar daerah /
wilayah, antar lain yaitu:
a. Perbedaan Kandungan Sumberdaya Alam
Penyebab
pertama yang mendorong timbulnya ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah
adanya perbedaan yang sangat besar dalam kandungan sumberdaya alam pada
masing-masing daerah. Perbedaan kandungan sumberdaya alam ini jelas akan
mempengaruhi kegiatan produksi pada daerah bersangkutan. Daerah dengan
kandungan sumberdaya alam cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang
tertentu dengan biaya relative murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai
kandungan sumberdaya alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang
mempunyai kandungan sumberdaya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi
barang barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi
lemah.
b. Perbedaan Kondisi Demografis
Faktor
lainnya yang juga mendorong terjadinya ketimpangan pembangunan antar daerah /
wilayah adalah bilamana terdapat perbedaan kondisi demografis yang cukup besar
antar daerah. Kondisi demografis yang dimaksud adalah perbedaan tingkat
pertumbuhan dan stuktur kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan
kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku
dan kebiasaan serta etos kerja yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan.
Kondisi demografis ini akan dapat mempengaruhi ketimpangan pembangunan antar
wilayah karena hal ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat
pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan
cenderung mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan
mendorong peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan
lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan. Sebaliknya, bila pada
suatu daerah tertentu kondisi demografisnya kurang baik maka hal ini akan
menyebabkan relative rendahnya produktivitas kerja masyarakat setempat yang
menimbulkan kondisi yang kurang menarik bagi penanaman modal sehingga
pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan akan menjadi lebih rendah.
c. Kurang Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa
Kurang
lancarnya mobilitas barang dan jasa dapat pula mendorong terjadinya peningkatan
ketimpangan pembangunan atar wilayah. Mobilitas barang dan jasa ini meliputi
kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik yang disponsori pemerintah
(transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya adalah karena bila mobilitas
tersebut kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat dijual
kedaerah lain yang membutuhkan. Demikian pula halnya migrasi yang kurang lancar
menyebabkan kelebihan tenaga kerja suatu daerah tidak dapat dimanfaatkan oleh
daerah lain yang sangat membutuhkannya. Akibatnya, ketimpangan pembangunan
antar wilayah akan cenderung tinggi karena kelebihan suatu daerah tidak dapat
dimanfaatkan oleh daerah lain yang membutuhkannya,sehingga daerah terbelakang
sulit mendorong proses pembangunannya.
d. Kosentrasi Kegiatan Ekonomi Daerah / Wilayah
Terjadinya
konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup tinggi pada wilayah tertentu jelas akan
mempengaruhi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi daerah
akan cenderung lebih cepat pada daerah dimana terdapat konsentrasi kegiatan
ekonomi yang cukup besar. Kosentrasi kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu :
e. Karena adanya sumberdaya alam yang lebih banyak
pada daerah tertentu.
1) Meratanya
fastilitas transportasi, baik darat, laut dan udara, juga ikut mempengaruhi
kosentrasi kegiatan ekonomi antar daerah.
2) Kondisi demografis (kependudukan)
juga ikut mempengaruhi karena kegiatan ekonomi akan cenderung terkosentrasi
dimana sumberdaya manusia tersedia dengan kualitas yang lebih baik.
f. Alokasi Dana Pembangunan Antar Daerah / Wilayah
Alokasi
investasi pemerintah ke daerah lebih banyak ditentukan oleh system pemerintahan
daerah yang dianut. Bila sistem pemerintahan daerah yang dianut bersifat
sentralistik, maka alokasi dana pemerintah akan cenderung lebih banyak
dialokasikan pada pemerintah pusat, sehingga ketimpangan pembangunan antar
wilayah akan cenderung tinggi. Akan tetapi jika sebaliknya dimana sistem
pemerintahan yang dianut adalah otonomi atau federal, maka dana pemerintah akan
lebih banyak dialokasikan kedaerah sehingga ketimpangan pendapatan akan
cenderung rendah. Alokasi dana pemerintah yang antara lain akan memberikan
dampak pada ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah alokasi dana untuk
sektor pendidikan, kesehatan, jalan, irigasi dan dan listrik. Semua sektor ini
akan memberikan dampak pada peningkatan pada peningkatan produktivitas tenaga
kerja, pendapatan perkapita, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pergerakan
ekonomi didaerah tersebut.
D.
Alasan-Alasan Negara Melakukan Hubungan Ekonomi dengan Negara Lain
Banyak
faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan
memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya
ekonomi
4. Adanya kelebihan
produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan
keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah
penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan
selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka
kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era
globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan
internasional adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di
negeri sendiri
Banyak
faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab
utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada
kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar
negeri.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang,
para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan
maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4. Transfer teknologi modern
Perdagangan
luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
a. Selain
manfaat yang diperoleh suatu negara akibat adanya perdagangan internasional,
terdapat tiga perbedaan utama antara perdagangan internasional dengan
perdagangan domestik :
b. Peluang/horizon
perdagangan yang lebih luas. Negara-negara bisa menjual barang/jasanya ke negara
lain dan bisa membeli barang/jasa dari negara lain. Bayangkan jika tidak ada
perdagangan, orang Indonesia tidak akan memiliki mobil, orang Amerika tidak
dapat makan pisang, seluruh dunia tidak dapat menikmati film hollywood, dls.
c. Adanya kedaulatan
bangsa. Pada perdagangan internasional, bangsa-bangsa dapat mengatur aliran
barang/jasa, tenaga kerja, dan keuangan. Negara-negara menunjukkan
kedaulatannya disini. Sementara di perdagangan domestik, aliran perdagangan
bebas tanpa regulasi yang berarti dari negara.
d. Penggunaan kurs
tukar. Dalam melakukan perdagangan internasional, negara-negara menggunakan
kurs tukar yang berbeda-beda. Pengekspor software dari Amerika ingin dibayar
dalam USD, sedangkan pengekspor beras dari Thailand ingin dibayar dengan Bath
Thailand. Pengimpor (pembeli) biasanya harus membayar barang impor dengan mata
uang negara pengekspor (penjual). Ini berbeda dengan perdagangan domestik yang
hanya menggunakan satu kurs tukar. Perdagangan internasional juga membutuhkan
sistem keuangan internasional yang dapat memastikan kelancaran aliran mata uang
ini.
E. Bentuk Kerjasama Internasional
1. Bilateral
Kerjasama
bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh dua negara.
Misalnya kerjasama ekonomi Indonesia dengan Malaysia. Kerjasama bilateral yang
diputuskan secara sepihak, pemutusannya disebut secara unilateral.
2. Multilateral
Kerjasama
multilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi antara beberapa negara, dimana
yang tergabung dalam kerjasama itu saling membantu di bidang ekonomi, misalnya
ASEAN.
3. Regional
Kerjasama
regional adalah bentuk kerjasama ekonomi dari negara-negara kawasan/daerah
tertentu, yang bertujuan menjamin kepentingan ekonomi negara-negara satu
kawasan.
4. Antar Regional
Kerjasama
antar regional adalah bentuk kerjasama ekonomi antar regional yang satu dengan
regional lainnya. Bertujuan menjamin kepentingan ekonomi antara dua kawasan,
misalnya ASEAN dengan MEE.
5. Internasional
Kerjasama
internasional adalah bentuk kerjasama ekonomi yang mencakup banyak negara dan
bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan saling membantu di
bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Misalnya IMF, WTO, dan
lain-lain.
F. Perdagangan International
Perdagangan
internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi
salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber
Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru
dirasakan beberapa abad belakanganperdagangan internasionalpun turut mendorong
Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.
perdagan internasional dapat meningkatkan GDP suatu
Negara untuk dapat meleihat pertumbuhan perekonomian dalam Negara yang sedang
berkembang seperti Negara kita ini, perdagangan internasional juga turut
mendorong terjadinya globalisai yaitu, sebuah istilah yang memiliki hubungan
dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar
manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu
negara menjadi semakin sempit.
1. Manfaat Perdagangan International
Menurut Sadono Sukirno manfaat dari perdagangan
International adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh
barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan
hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi
geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya
perdagangan internasional setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak
diproduksi sendiri.
b. Memperoleh keuntungan
dari spesialisasi
Sebab utama perdagangan internasional adalah untuk
memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara
dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor
barang tersebut dari luar negeri.
c. Memperluas
pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan
mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan
terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar
negeri, sehinga dapat menunjang kesejahteraan dalam negri.
d. Transfer teknologi
modern
Perdagangan luar negri memungkinkan suatu negara
untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen
yang lebih modern.
Pengaruh
perdagangan internasional bagi perekonomian dalam negri sangat berpengaruh
besar karena dapat menunjang GDP , karena Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Dampak positif dari perdagangan internasional antara
lain :
a. Kegiatan
produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.
b. Mendorong
pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi
nasional.
c. Menambahkan
devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.
d. Mendorong kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
negeri, terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi
baru dapat membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang
singkat.
e. Melalui
impor, kebutuhan dalam negara dapat
terpenuhi.
f. Memperluas
lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
g. Mempererat hubungan
persaudaraan dan kerjasama antar negara.
Dampak negatif dari Perdagangan internasional antara
lain :
a. Barang-barang
produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih
murah dalam negeri yang menyebabkan
industri dalam negeri mengalami kerugian besar.
b. Munculnya
ketergantungan dengan negara maju.
c. Terjadinya
persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
d. Bila tidak mampu
bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan
bertambahnya pengangguran dalam negeri.
Itulah
di atas penjabaran tentang dampak positif dan dampak negatif dari perdagangan
internasional bagi perekonomian dalam negeri.
Perdagangan
internasional merupakan salah satu bentuk kerja sama ekonomi antarnegara.
Setiap negara di dunia semakin sadar akan perlunya kerja sama antarbangsa,
tidak hanya terbatas pada Perdagangan saja, akan tetapi meluas pada usaha-usaha
untuk ikut aktif dalam pembangunan ekonomi Atas kesadaran tersebut, maka banyak
muncul bermacam-macam lembaga kerja sama ekonomi baik dalam bentuk bilateral
regional, maupun internasional . Untuk lebih jelasnya mengenai bentuk-bentuk
kerja sama ekonomi antarnegara, kalian dapat mempelajarinya pada pembahasan
berikut ini.
2. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan
antarnegara, diantaranya :
a
Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman
kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki
suatu negara. Contohnya Indonesia,
memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian.
Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang
yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.
b Penghematan
Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan
internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar,
sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata
yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. Jadi, apabila
suatu negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan mengekspornya,
biaya produksi rata-ratanya akan turun.
c. Perbedaan
Selera
Sekalipun
kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan
melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia
mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh
keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat.
G. Kebijakan Ekonomi Internationla
1. Pengertian kebijakan perdagangan internasional.
Kebijakan
perdagangan internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu Negara
yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk
dari perdagangan dan pembayaran inernasional.
2. Macam-macam kebijakan perdagangn internasional
a. Politik proteksi.
Proteksi
berarti perlindungan khusus di bidang ekonomi, perlindungan ini diberikan oleh
pemerintah kepada produsen dalam negeri terhadap sainganya dari luar negeri.
Proteksi ini diberikan terutama kepada produk industri yang masih kurang efisien
dan industri baru dengan tujuan dapat bersaing setelah berproduksi beberapa
waktu.
Tujuan politik proteksi :
1) Melindungi industri
dalam negeri agar mampu tumbuh dan berkembng sehingga mampu bersaing dengan
industri sejenis dari luar negeri.
2) Dapat mengurangi
penggangguran dalam negeri.
3) Melindungi produk
dalam negeri.
4) Anti dumping.
c. Kebijakan ekonomi International
Kebijakan
Ekonomi Internasional Suatu Negara Terdapat dua tinjauan kebijakan ekonomi
internasional, yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit.
1) Kebijakan ekonomi
internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan ekonomi pemerintah suatu
negara yang secara langsung maupun tidak langung mempengaruhi komposisi, arah
dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebihakan ditujukan untuk mengatasi
pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langusng
berpengaruh terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan
ekonomi internasional.
2) Kebijakan ekonomi
internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan yang langsung
mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakann internasional dalam arti sempit ini
berkaitan dnegan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas
mengingat bantaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor, mulai dari
barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja.
Besar
kecilnya peran kebijakan ekonomi internasional suatu negara dapat kita lihat
dalam beberapa indikator:
a. Prosentasi
besarnya sumbangan ekspor dan impor sebagai bagian dari GDP
Besarnya
pengaruh harga barang di luar negeri terhadap harga barang di dalam negeri
terutama berkaitan dengan kurs mata uang besar kecilnya peranan modal asing,
baik yang berupa investasi maupun yang berupa pinjaman terhadap investasi
secara keseluruhan baik melalui badan pemerintah maupun swasta.
b. Besar kecilnya
international demonstration effect atau pengaruh pola hidup atau budaya asing
terhadap pola hidup didalam negeri. Hal ini berkaitan dengan ketergantungan
suatu negara terhadap negara lain.
Pokok-pokok tujuan kebijakan ekonomi internasional
yaitu :
a. Meningkatkan
ekspor agar penerimaan devisa negara semakin besar.
b. Menstabilkan perkembangan
ekspor, karena penetapan ekspor menentukan pembangunan ekonomi suatu negara
dalam artian stabilitas penghasilan ekspor maupun kecepatan pertumbuhannya
sangat penting. Usaha yang dilakukan adalah :
c. Menambah
jumlah dan jenis barang yang diekspor sehingga bila satu atau beberapa jenis
barang pasarannya sedang lesu atau mengalami saingan baru, maka dapat diganti
dengan jenis barang uang lain.
d. Merubah struktur
barang ekspor dari bahan-bahan mentah dan hasil pertanian yang suply-nya in-elastis,
mudah tergantung pada musim dan posisinya makin lemah, ke barang-barang
industri yang produksinya mudah diatur.
e. Memperbaiki
kelemahan dibidang transportasi sehingga sistem penentuan harga tidak lagi
berdasarkan hitungan FOB (free on board), dalam artian menghitung harga jual
hanya sampai pemuatan barang dikapal, tetapi mampu menjual atas perhitungan
harga CIF (cost insurance and freight). Artinya kita menghitung harga termasuk
ongkos angkutan dan biaya asuransi ke tempat importir berusaha memperluas
spread effect (efek penyebaran) barang-barang ekspor, yaitu berusaha memperluas
mata rantai produksi kebelakang maupun kedepan. Maksudnya mencari barang-barang
yang mempunyai keterkaitan secara horizontal maupun vertikal dengan jenis usaha
yang lain.
f. Berusaha
mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap luar negeri. Hal ini sangat sulit
karena setiap negara menjadi semakin terbuka terhadap proses globalisasi yang
semakin cepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Internasional
http://widyasravishta.wordpress.com/2011/11/23/ruang-lingkup-ekonomi-internasional/
http://guahantu09.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-ruang-lingkup-ekonomi.html
http://konsepblackbook.blogspot.com/2013/06/pengertian-ekonomi-international.html
Nopirin, Ph.D, Ekonomi Internasional, Yogyakarta;
BPFE-Yogyakarta, 1997
Boediono. Ekonomi Nasional. Yogyakarta : Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi.
Sobri. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran
Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
Comments
Post a Comment